Tulisan ini sengaja (berusaha) diketik secara serius oleh penulis, dengan tujuan menyikapi perkembangan terhadap teknologi didunia pada umumnya, serta Indonesia pada khususnya. Hal ini terkait dengan banyaknya pencitraan secara negatif ataupun positif dari berbagai kubu pendukung sebuah teknologi. Dalam hal ini yang paling dominan adalah dari kubu open source dan kubu software berbayar (proprietary), yang sering disebut kalau soal merk ialah perseteruan pendukung LINUX vs Microsoft WINDOWS. Walaupun masih banyak platform teknologi lain dan juga berbobot yang sering luput dalam penilaian secara umum.

Pengguna Linux mengusung tema bahwa setiap orang atau individu berhak mendapatkan, memiliki, dan merasakan teknologi yang murah (ada yang beranggapan gratis). Walaupun secara pribadi penulis kurang sepaham dengan makna kata gratis. Kenyataannya walaupun didistribusikan secara gratis, dalam prosesnya juga tidak demikian. Setidaknya minimal ada ongkos bandwith yang harus dibayar, ataupun biaya beli materi penggandaan. Jadi lebih ditekankan pada murah, yang istilah kerennya disebut dengan Low Cost.

Teknologi harus bisa dikembangkan tanpa ada batasan, dan semuanya yang dihasilkan bisa didistribusikan secara gratis, bisa digandakan, serta dikembangkan ulang secara sah dan tentunya halal. Inilah tembok batasan besar yang tidak bisa dilakukan oleh perusahaan pengembang seperti Microsoft yang nyata-nyata menjual teknologinya dengan mahal, walaupun sebetulnya banyak produk yang tidak diketahui publik telah di release secara gratis.

Ayo Baca Lanjutannya READ MORE